The cronicles of fantasy chapter 1






The cronicles of: Fantasy

Auth: Wiko staro

Genre: Fantasy, Fiksi ilmiah, Adventure, Romance, Comedy

.

Chapter 1

Rak buku misterius

.

.

Staro's PoV

.

Bumi 2021

.

Hembusan angin menerpa tubuhku seiring cepatnya motorku melaju.

Aku bertanya-tanya jam berapa sekarang?

tapi mungkin pertanyaan itu sudah tak berlaku lagi untuk saat ini, karena aku menyadari aku sudah sangat terlambat!

.

Ya mungkin kalian berfikir kalau aku ini adalah seorang siswa yg selalu terlambat datang ke sekolah. sepertinya Anggapan itu benar. tapi tunggu. tak setiap hari aku ini terlambat. satu-satu nya yg

membuatku terlambat adalah apabila ada event baru yg tak boleh di lewatkan oleh setiap gamers MMO RPG sepertiku.

game mmo rpg seolah menyihirku untuk terus berada di dalamnya. di sana aku bisa melakukan banyak hal menakjubkan yg tak bisa di lakukan di

dunia nyata, yah jika bisa, aku sangat

ingin bisa mAsuk langsung ke dunia fantasy seperti itu. tapi sepertinya untuk anak ipa yg memahami

hukum alam sepertiku, itu terlalu konyol.

.

oh tak ku sadari ternyata posisi ku sudah lumayan dekat dengan sekolah.

itu dia!. aku dapat dengan jelas melihat pintu gerbang sekolah yg masih sedikit terbuka dan sepertinya tak terlihat ada penjaga di sana.

.

aku mulai masuk ke halaman depan sekolah mataku tak bisa berhenti menoleh ke kiri dan ke kanan. mungkin saja pak penjaga itu masih ada di sini.

.

mataku tak menemukan apapun selain lahan parkir yg padat. sepertinya ini adalah hari keberuntunganku, pak penjaga itu tak ada di sini.

dengAn cepat ku parkirkan motorku dan berlari menuju kelas, lewat sisi belakang pastinya. sedikit

menyebalkan di mana kau harus berlari menuju kelas yg letaknya jauh di ujung.

.

"tap tap tap!!!" suara langkah kakiku yg terdengar jelas di tengah hening nya sisi belakang ini

.

akhirnya aku sampai di depanku terbentang sebuah bangunan kelas yg besar berbalut cat hijau. namun aku tak berani untuk masuk langsung. aku mencoba mengintip lewat jendela belakang.

ketakutan dan kehawatiran

mewakili keringat yg bercucuran di dahiku itu. mengingat hari ini ada pelajaran fisika yg mana pak

guru killer menguasai ruang kelas.

.

"tAp!"

.

tiba-tiba sebuah tangan menyentuh bahuku.!

pikiranku kosong seketika. mAtaku tak berkedip. aku tak berani menoleh. Tapi aku mencoba memberanikan diri untuk melihat ke belakang. pikiranku tak bisa berhenti memikirkan kemungkinan buruk yg akan terjadi. lalu akhirnya

.

"hoiiii apa yg kau lakukan di sini!" .

"huwaaaaaa!!!" sontak teriakku kaget saat mendapati seorang perempuan, yg sebenarnya satu kelas denganku. oh aku lupa mengatakan kalau dia adalah

sekertaris kelas kami. namanya clarisa oktaviani. dia idola di sekolah ini. ya anak pemilik sekolah dan parasnya itu dapat meluluhkan siapapun yg ada di

sekolah ini di tambah dia sangat pintar menari dan bernyanyi.

namun aku kurang atau sangat tidak menyukainya karena dia ini sering menggangguku saat Aku tengah

asik bermain game.

.

"payah. kau mengagetkanku"

.

"Siapa suruh mengintip-ngintip seperti itu. tidak sopan! .gara-gara kau! aku jadi ketinggalan acara favoritku" ucapnya dengan suara sangat keras, dinding di kiri dan kanan kami memantulkan suara membuat teriakannya itu semakin keras.

oh ya ampun aku bisA tuli kalau lama-lama di sini .

"lah? kenapa salahku? aku saja baru sampai"

.

"ya iya karena itulah, kau terlambat lagi dan aku malah di suruh mencarimu. kau ketinggalan 2 jam pelajaran fisika. dengan sangat senang hati aku

menyampaikan kalau kau di panggil oleh pak eko di

ruangannya sekarang!" Aku mencobA menutup telingaku karena suaranya itu menggelegar ke seluruh lorong. kemudian ia pergi dengan tatapan

kesal meninggalkanku yg mematung di sana.

.

"oh ya ampun. kalau tau begini aku akan lebih bersyukur kalau sudah tertangkap di pintu gerbang

tadi"

.

***

.

dengan malasnya aku berjalan menuju ruang pak killer itu. keringat bercucuran di dahiku seiring

dengan berat nya langkah kakiku sampai akhirnya aku tiba di depan pintu ruangannya.

.

"kring!!!"

.

bertepatan dengan langkah terahir tiba-tiba suara yg bagi murid lain terdengar menyenangkan itu berbunyi. itu bell istirahat.

.

"oh ya ampun, ini akan jd hari yg membosankan" keluhku dalam hati

.

benar saja dugaanku. detik demi detik berlalu dengan ceramah yg makin lama makin keras. Aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Mungkin ruangan ini sudah seperti kamarku sendiri. yg saat ini bisa ku pikirkan adalah kemungkinan terburuk apa yg akan menghampiriku.

.

***

.

akhirnya aku bisa keluar dari ruangan yg sudah menjadi rumah ke duaku itu. namun di sisi lain aku sedikit lega karena hukuman kali ini yg ku

terima tak terlalu buruk yaitu membersihkan dan merapikan perpustakaan. perpustakaan

rumahnya para buku. perpus SMA kami lumayan besar namun jarang ada yg ke sana , kalau kau bertanya tentangku yah seorang gamers sepertiku mana ada waktu untuk hal seperti itu.

.

tapi ada satu rumor yg mengatakan kalAu penjaga perpus itu sama galak nya dengan pak killer. ia tak pernah terlihat tersenyum dan ia sangat agresif

apalagi jika seorang mendekAti rak tua yg berdiri di sudut belakang yg isinya hanya buku-buku sejarah tua. sepertinya ia sangat melindungi buku-buku di sana.

akh entahlah, aku tak peduli. lagipula tahun sekarang adA yg mau membaca buku?

.

"akhirnya sampai" gumamku di depan pintu ruang perpus yg bermotif ukir sayap burung itu.

sebenarnya di sini cukup ramai. namun kebanyakan orang di sini hanya mengabaikan perpustakaan ini.

hanya terlihat satu dua sepatu yg terletak di depan pintu. mungkin ada beberapa murid yg sedang membaca.

.

"uhm. yasudahlah" gumamku sembari mulai melangkah masuk

.

"huwaa! kau sedangn apa!" .

"Huwaaaaa!!!" sontak aku terkejut mendengar suara yg di barengi dengan sedikit dorongan dari belakang

itu. aku menoleh ke belakang dan mendapati dua mahluk menyedihkan tengAh tersenyum nyengir ke

arahku. .

"akh! payah kalian ini apa tak ada cara yg lebih sopan"

.

"huahahaha, maaf sob, kita penasaran melihatmu keluar dari ruangan pak eko. lalu kita ikuti sampai sini" jAwab salah seorang yg sedikit lebih tinggi

dariku.

mereka berdua ini teman satu kelas,

satu party, dan satu guildku dalam game. kami bertiga lumayan akrab dan punya pemikiran yg sama, mungkin itulah yg menyebabkan kami mudah

akrab. yg lebih tinggi itu namanya leo. sebenarnya dia tidak ada gunanya haha. tapi di dalam game, dia sangat

dapat di andalkan sebagai tanker atau tumbal.

lalu yg sama tingginya denganku itu bernama kian.

dia sosok yg Aneh dan menyebalkan kadang ramah, kadang dingin, kadang juga bersikap humoris dan spontan. dia tidak menyukai pelajaran apa lagi yg

mengandung catatan. dia adalah orang yg to the poin dan tidak suka bertele-tele, di dalam game pun begitu, dia langsung menerima quest tanpa

membaca apa perintah quest itu.

.

meskipun begitu. tapi merekalah yg mengisi hari-hariku sejak pertama aku masuk SMA. aku bersyukur

bisa mengenal mereka.

.

"Ok, jadi apa tujuan kita ke sini?" ucap kian membuka percakapan

"humm, aku dapat hukuman dari pak killer untuk membersihkan perpus-"

.

"Huss! . pak killer pak killer. pak eko. Nanti di dengarnya" seru leo menyela kalimatku

"lah? terserah padaku mau manggil apa, lagipula gelar itu cocok untuknya" jawAbku menatap leo yg di

barengi dengan tawa dari kian

.

"hahaha! Pak killer, aku setuju.sudahlah kalian. jadi intinya kau dapat hukuman jadi babu perpus" ujar

kian mengejekku

.

"enak saja kau, aku hanya di suruh bersih-bersih dan

merapikan."

"nah berhubung kalian ada di sini. maka aku sebagai wakil ketua guild memerintahkan kalian untuk membantuku"

.

"apaaa?!!" ucap mereka berdua berbarengan menatapku

.

"tapi itukan hanya jabatan di dalam game!" ucap leo menatapku malas

.

"oh tidak mau? ok. aku akan menurunkan pangkatmu

dari great knigh ke-"

.

"oi oi, jangan! . bAiklah" seru leo dengan nada suram. hahaha aku suka raut wajah nya

.

"haha, baiklah kalau begitu" jawabku nyengir ke arah mereka berdua

.

"hemmz!" tiba-tiba terdengar suara serak dari belakang.

.

seperti suara seseorang? kami bertiga serempak menoleh dan mendapati seorang kakek tua dengan

kumis panjang tengAh menatap kami. ia menatap kami tajam dengan dahi di tekuk.

.

"ada apa ribut-ribut di sini" serunya dengan suara serak yg tertahan.

mengerikan, inikah penjaga perpus itu?

.

"anu pak, kami dapat hukuman. membersihkan perpus" jawabku memberanikan diri untuk bicara

.

"masuk" ujarnya singkat. lalu ia pergi ke dalam

.

ya ampun ternyata di sekolah yg serba modern ini. ada juga orang yg terlihat seperti penyihir.

.

"baiklah kalau begitu, silahkan kalian duluan" ujarku melihat leo dan kian

.

"kenapa kami? kan kau sendiri yg dapat hukuman" jawab mereka berdua

.

"hadeh, baiklah" gumamku pelan lalu mulai melangkah masuk di ikuti oleh leo dan kian

.

***

.

20 menit berlalu di dalam ruangan yg sebenarnya luar biasa indah ini. jam masuk sebenarnya sudah

lama berlalu di mana kami menghabiskan 15 menitnya di sini. aku tak menyangka kalau orang-orang tidak mau masuk ke sini hanya karena rumor bodoh. Tempat ini benar-benar luar biasa, puluhan rak-rak buku yg menjulang seperti pilar, bagian langit-langit nya yg bergaya abad pertengahan, dan koleksi barang-barang kuno yg antik. Tempat ini lebih mirip museum dari pada perpus. Rumor bodoh itu benar-benar mencuci otak orang-orang. lagipula menurutku penjaga perpus itu tak terlalu menyeramkan. dia hanyalah kakek tua yg sibuk dengan urusannya sendiri.

.

"hei apa yg kau pikirkan?" pertanyaan leo itu berhasil menyadarkanku dari lamunanku

.

"eh?! tak. tak apa. hei di mana kian?" jawabku yg kemudian menyadari bahwa kian tak ada di dekat kami

.

"eh? ntahlah. mungkin dia tengah sibuk di bagian belakang?" jawab leo terbata-bata sembari melihati ke sekeliling

.

"ayo kita lihat" ujarku yg sudah selesai merapikan buku kemudian berjalan ke bagian rak paling belakang

.

benar saja, ternyata kian memang tengah sibuk disini.

eh? tunggu. ia lebih terlihat seperti mengutak atik sesuatu dari pada bersih-bersih? dan lagi, inikan rak tua itu!

.

"hoi kau sedang apa?" seruku menyentuh pundak kian

.

"stttts!. diamlah dan lihat" jawabnya pelan

.

"apanya?" sambung leo yg memperhatikan

.

"apa kau tak merasa aneh? kakek penjaga itu selalu terlihat agresif saat orang-orang mendekati rak yg

satu inikan? pasti ada sesuatu di sini" jelas kian yg masih sibuk mengutak atik buku di sana. ia membuka halaman buku sejarah tua itu satu per

satu.

.

"hei tapi itu wajar sajakan? mengingat buku-buku di rak ini sudah tua dan rentan untuk rusak?" leo

menerangkan

.

"hummz, benar juga yg di katakan leo. tapi tak ada salahnya kita mencari tahu jawabannya" gumamku di belakang yg sibuk memperhatikan rak itu. buku

buku, dan tiap sisi pada rak nya tak luput dari pengamatanku. tapi aku tak menemukan sesuatu yg aneh di sini

.

"oh ayolah. bagaimana nanti jika kakek pengawas itu tahu kita di sini-"

.

"maka dari itu jangan berisik!" sahut kian memotong kalimat leo

.

"eh?!" tiba-tiba pulpen yg ada di kantong bajuku terjatuh karena terkena siku ku

.

pulpen itu menggelinding ke bagian bawah rak buku.

kian dan leo juga memperhatikan pulpen itu sempat mencoba mengambilnya, namun sayang ia sudah

terlanjur terselip di bawah sana .

"wah? sial" seruku langsung membungkuk dan mencoba melihat dari cela bawah rak buku yg

sangat sempit itu.

.

"sudahlah iklaskan saja" ujar leo pelan memperhatikanku yg tengah membungkuk

.

"enak saja kau bicara. pulpen itu sangat berharga untukku" aku bersikeras mencoba mencarinya. oh ya ampun di bawah sini sangat gelap

.

"ada yg punya senter?" tanyaku. keduanya hanya membisu memperhatikanku

.

"eh. ya. aku tak punya senter, tapi laser dari pistol mainanku ini mungkin bisa membantu" ujar kian sembari memberikan sebuah laser kecil. ya ini lumayan bisa memberikan cahaya.

.

ku hidupkan laser kecil itu dan akhirnya bisa ku temukan di mana lokasi pulpenku. tapi

.

"eh?" ada yg aneh di sini. saat aku menggeser kan sinar lasernya. nampak bahwa ujung dari sinar laser itu terlihat lebih jauh seolah dindingnya berada lebih jauh. tapi bukanya ini adalah bagian paling belakang perpus?

.

"apa sudah selesai?" tiba-tiba suara serak itu sontak mengagetkan kami bertiga

.

"Kriiiiiingg!!!" suara bel jam istirahat ke dua berbunyi

menandakan sudah tengah hari

.

"sudah pak" jawab kami bertiga serempak yg segera berdiri

.

"silahkan istirahat" jawabnya singkat. Matanya yg sudah hampir terpejam itu memperhatikan kami bertiga dengan tatapan dingin

.

menyadari hal itu, kami bertiga segera beranjak pergi dari sana hingga menuju pintu keluar

.

"sial. gara gara mengurusi pulpen kita jadi kehilangan waktu sampai akhirnya kakek aneh itu melihat kita" gerutu kian di luar membuatku sedikit jengkel

.

"Diamlah! apa kau akan membiarkan begitu saja ketika melihat sesuatu yg amat berharga untukmu itu hilang dari genggamanmu?. Lagipula kenapa

kalian malah ikut mengurusi urusanku tadi, sedangkan kalian masih bisa melanjutkan penyelidikan bodoh itu." perkataanku itu berhasil membuat suasana menjadi hening hingga akhirnya kian kembali angkat bicara

.

"Laserku itu benda penting"

.

"itu alasan yg kurang signifikan. tapi aku menghargainya. ini!" jawabku yg mulai jengkel bersamaan dengan melempar kembali laser milik

kian itu padanya. lalu aku pergi dari sana begitu saja...

.

***

.

"menyebalkan" kata yg terlintas di hatiku

.

"eh?" sekilas aku melihat sosok seorang wanita yg melewati dinding di sisi samping ruang kantor guru.

tadi itu mirip dengan? ah. mungkin hanya perasaanku saja

.

tak terasa aku berjalan. ternyata sudah tiba di depan ruang kelasku. humm. setidaknya aku bisa duduk di sini dan mungkin ada waktu untuk melanjutkan

gameku. tapi yah. ketenangan batin ku tiba-tiba hilang saat ingat bahwa si sekertaris kelas itu duduk

di sampingku.

.

"hadeuh, yasudahlAh" gumamku pelan sembari melangkah masuk

.

di dalam sini sangat panas. meski ini th 2021 tapi sepertinya kesejukan mesin pendingin belum menghampiri kami yg sudah hampir mati kepanasan di sini .

aku menoleh kesamping dan mendapati sekertaris kelas alias clarisa tengah asik dengan urusannya sendiri.

.

"bisa kecilkan sedikit volume nya? musikmu seakan menambah kepanasan kelas ini"

.

"aku tak dengar" sahutnya masih asik dengan smartphone nya itu

.

"untuk saat ini aku tak ingin bermain-main"

.

"aku juga" jawabnya lagi seakan sengaja mengabaikanku

.

"akh. tak ada gunanya bicara dengannya" ujar batinku melihatinya dengan tatapan malas

.

"huh? ada apa? jangan lama lama lihatnya nanti naksir" ucapnya saat ia menyadari tatapan malasku

.

"Astogeh. aku tak tahan lagi" dengan malasnya aku berjalan keluar meninggalkan kelas yg suasananya seperti kapal pecah ini

.

di luar suasananya sangat hening, hembusan anginpun terasa menyegarkan di tengah panasnya

siang ini.

.

"humm... sejuk" gumamku

.

"hei? kau sedang apa?" tanya suara seorang perempuan dari belakang

.

"makan angin" jawabku sekilas

.

"tolong menyingkir dari sana, aku ingin membuang sampah-sampah ini"

.

oh ya ampun. baru ku sadari aku berdiri di dekat tempat sampah .

"kring!!!" Akhir nya bel pulang yg di tunggu-tunggu berbunyi

.

"pulang?! tolong buang ini ya!" ujar perempuan itu spontar mendengar bel lalu lari menuju kelas untuk mengambil tas nya

.

"astogeh" gumamku dalam hati mematung di sana menatap ke arah jendela kaca. orang-orang mulai

keluar dari dalam kelas tak terkecuali dengan risa

.

"wah? HahahAha! bang, tolong itu yg di selokan di bersihin juga ya" ucap risa saat melihatku

.

"huee? sial." umpatku dalam hati

.

dengan malas aku membuang kantong penuh sampah itu ketempatnya kemudian beralih mengambil tas dan meninggalkan kelas

.

***

.

sampai di rumah .

"aku pulang"

.

"eh? kakak?" langkahku tiba-tiba terhenti saat menyadari kak keila berdiri dengan tatapan tajam ke

arahku

"ponsel" ucarnya

.

"apa?"

.

"ponsel kamu mana?!"

.

"a ada ini kak, eh itu pc mau di apain?" ucapku melihat pc yg biasa nya terletak di mejaku, kini berada di atas meja tempat makan lengkap dengan

kotaknya

.

"baik kalau kamu tidak mau berikan ponsel, tapi kakak akan tetap sita pc kamu"

.

"wah? kenapa gitu kak? oh ayolah, itu satu-satunya sarana belajar-"

.

"sarana belajar?, apanya yg sarana belajar, yg ada di

pc kamu cuman game, game, dan game!, bahkan kamu sampai lupa dunia karena game!.

kamu selalu terlambat datang sekolah kan, dan bahkan kamu ngaku ke guru kalau itu semua karena main game?, kakak malu staro! kakak malu"

.

"eh?! i itu-"

.

"sudahlah, kakak akan sita pc kamu,kalau cuma mau belajar, perpustakaan kota itu terbuka untuk umum, dan kakak akan hapus semua game kamu"

.

"apa?! kakak yg benar saja"

.

"apanya?! kakak cuman ingin kamu kembali ke diri kamu sewaktu smp, selalu juara kelas." ucap kak keila spontan

.

"sudahlah, kakak yg akan simpan pc kamu" ujar nya kemudian pergi membawa pc ku entah kemana

.

hatiku tiba-tiba sakit saat mendengar kata SMP itu. sebuah ingatan yg sudah lama ku lupakan. melintas di otakku.

benar-benar menyakitkan. insiden kebakaran di hari itu. akh! aku tak ingin mengingatnya!

.

***

.

malamnya aku tak keluar kamar. pikiran ku tak bisa berhenti memikirkan kejadian di hari itu. hawa api yg

panas itu bisa jelas ku rasakan. kemudian kejadian setelahnya. di mana, seorang sahabat terdekatku

sewaktu kecil. harus menyerah akan perjuangannya di rumah sakit .

"akh! kenapa! padahal aku sudah melupakannya!" mataku berkaca-kaca aku sendiri tak tau kenapa

.

"dring!!!" suara dering ponselku berbunyi. tapi hatiku terasa amat berat untuk menyambutnya .

"dring!!!" ia berbunyi lagi untuk ke dua kalinya

.

"dilung! dilung!" kali ini sebuah pesan Email masuk

.

dengan pelan aku mulai membuka ponselku dan membaca sebuah pesan. ini dari kian

.

"Dari kian: jIka KaU ingGIn pulpenmu kembali, mari kita cari. ku tunggu kau di depan pagar sekolah"

.

"apa?! apa maksudnya"

.

"Dilung!" pesan lagi, kali ini sebuah kutipan suara

.

"Isi pesan: kita lakukan sekali lagi" sebuah kalimat singkat yg membuatku mengerti. jadi begitu ya. uhm baiklah .

aku segera turun ke bawah untuk meng hidupkan motorku siap menuju ke sekolah, jam menunjukkan

pukul 8 malam.

Mereka mengajakku melakukan penelusuran lagi.

.

Akan ku ambil lagi pulpen itu, karena itu pemberiannya. dan akan ku ungkap tabir tabu di balik lemari buku misterius itu...

.

"Brumm!!!" asap keluar dari kenalpot motor yg ku tinggalkan, roda motor itu mulai berputar dan meninggalkan garasinya

.

.

Bersambung...

.

-MMO RPG: sebuah genre game rpg (role playing game) yg di mainkan secara online.

-quest: berisi misi yg di berikan oleh seorang npc dalam game MMO RPG.



Author : Wiko Staro

Terus Berkarya Dengan Tanganmu Sendiri Dan Berhentilah Meniru Karya Orang Lain }Blog Next Indonesia{